DOSA
MEMBICARA KEBUKUKAN ORANG LAIN
Membuka aib orang lain merupakan perbuatan yang sangat
keji. Selain tercela, perbuatan itu merupakan dosa besar. Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang menutupi aib seorang muslim maka akan
ditutupi aibnya di dunia dan di akhirat” (HR Ibnu Majah Juz II/79, shahih).
"Siapa yang mengajak kebaikan maka baginya pahala
seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit
pun, dan siapa yang mengajak kesesatan maka baginya dosa seperti dosa yang
mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun”. HR Muslim 2674
Firman Allah yang artinya:
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan
mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah atau berbuat ma`ruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia (QS An
Nisa: 114).
Bahkan Nabi Muhammad SAW juga megajar kepada umat muslim untuk menutupi
rahasia (keburukan) sudara muslim lainnya. Dalam sabda Rasulullah disebutkan
dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu yang artinya:
"Tahukah
kamu apakah ghibah atau menceritakan aib orang lain itu? Maka para sahabat
menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu."
Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
menerangkan:
“ Yaitu kamu menyebut saudaramu dengan sesuatu yang
dia benci? Maka ada sebahagian sahabat yang bertanya: Beritahukan kepada kami,
bagaimana jika yang saya katakan ada padanya? Beliau nabi shallallahu 'alaihi
wasallam menjawab: Jika yang kamu katakan ada padanya, maka kamu telah berbuat
ghibah, dan jika tidak ada padanya apa yang kamu katakan maka kamu telah
berdusta padanya”. (HR Muslim).
Dari penjelasan di atas telah banyak larangan-larangan
yang bersumber kepada Al Qur'an dan As Sunnah tentang membuka aib orang lain.
Dan secara psikologis, membuka dan membicarakan aib orang lain merupakan
gangguan kepribadian yang harus segera di ubati. Sebab jika tidak segera di
atasi maka akan memunculkan penyakit hati dan berkesudahan kepada kekufuran.
Lebih baik kita membetulkan niat dan memperbaiki
ibadah kita sendiri. Ambil cermin dan lihatlah kesalahan dan kelemahan kita.
Sudah banyak Allah menutupi kesalahan-kesalahan kita, tidak terhitung betapa
kasih dan rahmat Allah kepada kita sehingga keburukan-keburukan kita
dilindungi-Nya.
Allah juga berfirman di dalam surat Al Hujurat ayat 12
yang artinya:
“Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah
seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati. Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya”.
Memang pada kenyataannya untuk mencegah perbuatan dan
sifat tercela sangat berat godaannya. Tetapi Allah sudah memberikan akal untuk
memilih, yang paling penting niat dan ikhtiar merupakan hal yang wajib. Maka
dari itu, apabila ada saudara muslim disekeliling yang suka menceritakan
kejelekan, maka kewajiban kita mengingatkan dan mencegahnya.
"Saudaraku seiman, kita ini manusia yang lemah.
Tidak ada manusia yang hidup tanpa salah dan dosa. Bahkan kita wajib memimiliki
dosa. Maka dari itu, jadilah kita hamba-hamba Allah yang saling mengingatkan
dan memaafkan kesalahan orang lain, bukan menjadi hakim atas kesalahan dan aib
orang lain”
Rasulullah bersabda: Dari Anas radhiyallahu, ketika
aku (Rasulullah) dinaikkan (mi'raj), aku melewati suatu kaum yang mempunyai
kuku dari kuningan, mereka mencakar-cakar muka dan dada mereka sendiri, maka
aku (Rasulullah) berkata: Siapa mereka itu, wahai Jibril? Maka Jibril pun
menjawab: Mereka itu adalah orang-orang yang memakan daging manusia
(membicarakan aib) dan menyentuh kehormatan mereka" (HR Abu Daud).
Dari penjelasan hadis di atas, maksudnya haram bagi
seorang muslim untuk membunuh, memakan harta, atau melecehkan kehormatan muslim
lainnya dengan cara yang tidak dibolehkan dalam syariat. Menceritakan aib orang
lain adalah termasuk dosa besar dan termasuk maksiat yang paling tersebar
dikalangan kaum muslimin. Dan mereka menganggap remeh permasalahan ini sehingga
mereka tidak memungkiri perbuatan tersebut jika terjadi dihadapan mereka.
Ghibah atau membicarakan kejahatan atau keburukan
orang lain merupakan di antara penyebab terjadinya permusuhan antara kaum
muslimin dan merosakkan persaudaraan di antara mereka. Kerana buruknya
perbuatan ghibah ini Allah Ta'ala mengumpamakan orang yang berbuat ghibah
dengan orang yang makan daging saudaranya dalam keadaan mati.
.
Wallahu alam
0 comments:
Post a Comment