CARA-CARA MERAWAT SIHIR
Terkait dengan sihir, ada dua bentuk
penanggulangan. Pertama, tindakan prevensi untuk menghindari sihir, dan kedua,
pengobatan bagi yang terkena sihir.
Sebelum
Terkena Sihir
Ada beberapa perkara yang boleh
dilakukan untuk menghindarinya:
1. Berusaha melaksanakan kewajiban,
menjauhi larangan, dan bertaubat dari setiap maksiat. Semua aktivitas ini akan
menjadi sebab Allah melindunginya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah memberikan beberapa pesan kepada Ibnu Abbas, diantaraya:
احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
“Jagalah Allah, niscaya Allah akan
menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu jumpai Dia di hadapanmu…” (HR. Ahmad
2669, Tirmidzi 2516, dan dishahihkan al-Albani)
Makna hadis:
– Jagalah Allah : Jaga aturan Allah,
laksanakan kewajiban dan hindari yang diharamkan.
– Kamu jumpai Dia di hadapanmu: Allah
akan menolongmu dalam setiap keadaan yang engkau butuhkan.
2. Banyak membaca Alquran atau zikir
lainnya. Di antarannya adalah zikir pagi petang dan zikir sebelum tidur.
Jadikan aktivitas ini sebagai wirid harian.
Orang yang rajin berzikir, membaca
Alquran, hatinya akan senantiasa hidup. Lebih dari itu, Allah menjanjikan orang
yang membaca zikir pagi petang, dia akan mendapatkan perlindungan dari-Nya.
3. Makan tujuh kurma Madinah setiap
pagi. Ini berdasarkan hadis dari Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من
أكل
سبع
تمرات
مما
بين
لابتيها حين
يصبح،
لم
يضره
سم
حتى
يمسي
“Siapa yang makan tujuh kurma dari
daerah ini (Madinah) ketika pagi, maka tidak akan terkena bahaya racun, sampai
sore.” (HR. Muslim 2047).
Dalam riwayat lain, beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
من
اصطبح
بسبع
تمرات
عجوة
لم
يضره
ذلك
اليوم
سم
ولا
سحر
“Siapa yang sarapan dengan 7 kurma
ajwah, maka racun dan sihir tidak akan membahayakannya di hari itu.” (HR.
Bukhari 5779 dan Muslim 2047).
Apabila
Terkena Sihir
Kemudian, jika ada orang yang mengalami
ujian dengan terkena sihir, hendaknya dia mengharap pahala kepada Allah atas
musibah ini, dan berusaha mengubatinya. Pengubatan sihir boleh dilakukan dengan dua cara:
Cara Pertama, dengan ruqyah yang sesuai syariat
Di antara kaedah yang pernah diamalkan
dan itu mujarab adalah
1. Mandi dengan air
yang telah dicampur daun bidara
Persiapan: Siapkan 7 daun bidara hijau, dan air yang cukup untuk
mandi.
Caranya:
a. Haluskan daun bidara dengan
ditumbuk, dan campurkan ke dalam air yang telah disiapkan.
b. Baca ayat-ayat berikut di dekat air
(di luar bilik mandi):
1) Baca ta’awudz: a-‘uudzu billahi
minas syaithanir rajiim
2) Ayat kursi (QS. Al-Baqarah: 255)
3) QS. Al-A’raf, dari ayat 117 sampai
122
4) QS. Yunus, dari ayat 79 sampai 82
5) QS. Taha, dari ayat 65 sampai 70
6) Surat Al-Kafirun, Al-Ikhlas,
Al-Falaq, dan An-Nas
7) Minumkan air tersebut di atas 3 kali
(boleh gunakan gelas kecil)
8) Gunakan bakinya untuk mandi.
9) Cara seperti ini boleh dilakukan
beberapa kali, sampai pengaruh sihirnya hilang.
(Kaedah ini disebutkan oleh Dr. Said
bin Ali bin Wahf al-Qohthani dalam buku beliau Ad-Dua wa Yalihi Al-Ilaj bi
Ar-Ruqa, Hal. 35).
2. Membaca ruqyah
kemudian ditiupkan
Caranya:
a. Baca surat Al-Fatihah, ayat kursi,
dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
b. Ulangi sebanyak 3 kali atau lebih
c. Baca ayat di atas, sampil ditiupkan
dan diusapkan ke bagian tubuh yang sakit.
d. Baca doa-doa ketika melawat orang
sakit.
Cara Kedua, menghancurkan simpul sihir
Cara kedua ini adalah kaedah
menghilangkan sihir yang paling mujarab. Hanya saja, cara kedua ini agak sulit
dilakukan, kerana harus diketahui simpul sihir yang ditanam oleh bomoh. Jika
simpul sihir ini boleh dihancurkan maka pengaruh sihir akan hilang sepenuhnya.
Simpul ini sebagai pangkalan tentera bagi si dukun untuk menyihir objek
sasaran.
Sebagaimana hal ini pernah dialami oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti yang disebutkan dalam Shahih
Bukhari dan Shahih Muslim. Berikut redaksi kisah yang lebih lengkap.
Redaksi ini disebutkan oleh At-Tsa’alibi dalam tafsirnya dan dinukil oleh Ibnu
katsir:
Dari Ibnu Abbas dan A’isyah radhiyallahu
‘anhuma menceritakan:
Dulu ada seorang remaja Yahudi yang
menjadi pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga, datanglah
beberapa orang Yahudi menemui anak ini. Sampai akhirnya si remaja ini mengambil
rontokan rambut kepala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
potongan sisir rambut, dan dia berikan ke orang Yahudi. Akhirnya, mereka gunakan
rambut ini sebagai bahan untuk menyihir Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pelaku sihir adalah seorang Yahudi Bani Zuraiq, namanya Labid bin A’sham.
Simpul sihir dari rambut tersebut di tanam di sumur milik Bani Zuraiq, namanya
sumur Dzarwan.
Kerana pengaruh sihir ini, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam jatuh sakit, sampai rambut beliau mudah gugur. Beliau
seolah-olah melakukan sesuatu dengan isterinya padahal tidak melakukan apapun.
Sampai akhirnya beliau bermimpi, beliau melihat ada dua malaikat yang datang.
Yang satu duduk di dekat kepala beliau dan yang satu duduk di dekat kaki
beliau.
Malaikat pertama bertanya, “Apa yang
terjadi dengan orang ini?” “Dia tersihir.” Jawab Malaikat kedua. “Siapa yang
menyihir?” Tanya malaikat pertama. “Labid bin A’sham orang Yahudi.” Jawab
malaikat kedua. “Dengan apa dia disihir?” Jawabnya: “Dengan rambut dan potongan
sisir.” “Di mana simpul sisirnya?” Jawabnya: “Dibungkus kulit mayang kurma,
ditindih batu, di dalam sumur Dzarwan.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
terbangun. Kemudian beliau berangkat ke sumur Dzarwan di Bani Zuraiq bersama
Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awam, dan Ammar bin Yasir.
Ali diperintahkan untuk mengambil batu
itu, untuk mengeluarkan bungkus simpul sihir. Ketika itu, Allah menurunkan dua
surat Al-Muawidzatain (surat Al-Falaq dan An-Nas). Sebelumnya, Ali bin Abi
Thalib diperintahkan untuk membaca dua surat tersebut. Ternyata di dalamnya ada
beberapa helai rambut dan potongan sisirnya. Di sana juga ada ikatan buntalan
jumlahnya ganjil. Selanjutnya benda itu dimusnahkan dan sumurnya ditutup.
Seketika itu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam langsung terasa ringan dan hilang pengaruh sihirnya.
Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali, beliau sampaikan
kepada istrinya:
يَا
عَائِشَةُ، كَأَنَّ مَاءَهَا نُقَاعَةُ الحِنَّاءِ، أَوْ
كَأَنَّ رُءُوسَ نَخْلِهَا رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ
“Hai Aisyah, air sumur itu seperti
terkena daun pacar (inai). Atau seolah pangkal mayang kurma seperti kepala
setan.” (HR. Bukhari 5763)
Imam Ibnul Qoyim dalam Zadul Ma’ad
mengatakan:
Cara menyembuhkan sakit ini ada dua, di
antaranya adalah mengeluarkan sumber sihir dan menghancurkannya. Ini adalah
cara yang paling sempurna. Sebagaimana terdapat riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bahwa beliau berdoa kepada Allah tentang sumber sihir
yang menimpa beliau, kemudian Allah tunjukkan bahwa pangkalnya ada di dalam
sumur, dengan rambut dan potongan sisir dibungkus mayang kurma jantan. Ketika
benda itu dikeluarkan, pengaruh sihir itu langsung hilang, seolah beliau baru
terbebas dari ikatan. Inilah metode yang paling ampuh untuk mengobati orang
yang terkena sihir. Seperti halnya menghilangkan sumber penyakit dalam tubuh (Zadul
Ma’ad, 4:113)
Rujukan:
Ad-Dua wa Yaliihi
Al-‘Ilaj bi Ar-Ruqa min Al-Kitab wa As-Sunnah,
Dr. Said bin Wahf Al-Qahthani, Kementrian Urusan Islam & Dakwah, KSA.
Alam As-Sihri wa
Sya’wadzah, Dr. Umar Sulaiman
Al-Asyqar, Dar An-Nafais
0 comments:
Post a Comment